Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Selingkuh dgn pembantu

Sabtu, 05 Februari 2011 | 13.48 WIB | 0 Views Last Updated 2011-02-05T21:48:55Z
Pertama kenalkan nama saya Sebastian (nama samaran), saya bekerja di salah satu perusahaan swasta di ibukota Jawa Tengah. Usia saya 27 tahun dan belum menikah. Sejak membaca artikel yang ada di 17tahun.com, saya tertarik untuk membagi pengalaman saya dengan pembaca yang lain.

Tentang wanita yang saya sukai, saya lebih menyukai orang Indonesia asli dan bahkan saya sering mengamati pembantu-pembantu yang ada di sekitar rumah saya tinggal dan juga wanita-wanita yang usianya lebih tua dari saya.

Kisah ini berawal 6 atau 7 bulan yang lalu, saat itu saya bermaksud menjemput pacar saya di rumahnya, namun sesampainya di rumahnya ternyata kosong, hanya ada pembantu bernama santi yang ada di rumah. santi yang berusia jauh lebih tua dari saya ini bertubuh kecil, hitam, berparas cantik dan mempunyai bentuk payudara yang menarik (walaupun kecil tapi bentuknya tegak ke depan).

Saat itu saya menunggu pacar saya pulang dari kerjanya, kemudian santi minta tolong saya untuk mengangkat meja ke ruangan sebelahnya bersama dengannya. Untuk mengangkat tentunya kami harus membungkuk, dan pada saat itu santi yang menggunakan pakaian batik membungkuk untuk mengangkat meja tersebut di hadapan saya. Saat itulah saya menyaksikan dua bukit kembar yang bergantungan di dalam BH berwarna hitam. Secara refleks, ‘adik’ saya langsung bangkit dan saya terus memperhatikan pemandangan tersebut sampai akhirnya santi menyadari bahwa saya sedang memandangi payudaranya. Secara refleks santi langsung menutup pakaiannya itu dan tersipu malu. Saya bersikap pura-pura tidak mengetahui kejadian tersebut.

Itulah awal dari cerita ini. Sejak saat itu apabila ada kesempatan santi memperlihatkan payudaranya di depan saya, entah waktu dia sedang mengepel lantai atau sedang membungkuk selalu dengan secara sengaja dia memperlihatkannya di depan mata saya. Dalam pikiran saya sudah berkecamuk pikiran untuk dapat meremas payudara tersebut, namun kemudian rasa khawatir muncul lagi karena dia adalah pembantu yang bekerja di tempat pacar saya, bagaimana nanti kalau sampai ketahuan?

Persisnya, hari Sabtu bulan Oktober saya ke rumah pacar saya lagi untuk mengambil barang yang tertinggal di sana (pada waktu itu pacar saya dan keluarganya sedang ke kota Surabaya untuk acara pernikahan keluarga). Otomatis pada saat itu di rumah pacar saya hanya ada santi seorang diri, saya pun segera masuk ke ruangan di mana saya meninggalkan barang saya. Kemudian saya bermaksud untuk segera pulang dan memanggil santi untuk membukakan pintu bagi saya. Namun setelah saya panggil berulang kali tidak ada jawaban, saya beranikan diri untuk menuju kamarnya untuk memanggil dia.

Pada saat saya sudah berada di depan kamar dan berusaha mengintip ke dalam kamar, saya melihat dia sedang melepaskan baju atas yang dipakainya sehingga hanya memakai BH warna hitam dan rok warna coklat. santi agak terkejut melihat saya sudah berada di depan kamarnya dan langsung berusaha untuk menutupi bagian depan dari tubuhnya. Saya yang sudah terlanjur di depan kamar pun tidak kalah kagetnya melihat santi dengan pakaian yang minim. Kami saling berpandangan dan tanpa dapat berkata apa-apa satu sama lain.

Akhirnya saya beranikan untuk maju dan mencoba untuk menyentuh payudaranya, ternyata santi hanya diam saja, sehingga akhirnya saya peluk dia dari belakang (bau tubuhnya sangat wangi karena kelihatannya santi habis mandi dan keramas). Kedua tangan saya secara otomatis terarah ke payudaranya yang masih tertutup BH hitam, saya coba mengelusnya dan saya berusaha memasukkan tangan saya ke dalam. Ternyata sesuai dugaan saya, putingnya sudah mengeras dan memanjang. Saat saya pilin, santi mengeluarkan suara, “Ah.. ah.. ahh..” sehingga menimbulkan rangsangan yang hebat bagi saya.

Saya terus memilin putingnya sambil menciumi tengkuknya dari belakang. Adegan tersebut berlangsung selama kurang lebih 5 menit, kemudian santi melepaskan tangan saya dari payudaranya dan berbalik menghadap saya, kaos yang saya pakai mula-mula dilepaskannya, kemudian menyusul celana pendek yang saya pakai sehingga sekarang saya tinggal menggunakan celana dalam saja dengan gundukan di tengah yang cukup besar. Gundukan tersebut dielus dengan gerakan tangan yang sangat merangsang sehingga rasanya penis saya sudah berdenyut-denyut.

Kemudian setelah puas dengan elusannya, santi melepaskan celana dalam saya dan berkata, “Untuk ukuranmu kontolmu cukup gede juga ya..” sehingga tampaklah penis saya yang sudah tegang.
Dengan posisi berjongkok, santi terus mengocok penis saya dan kemudian memasukkan penis saya ke dalam mulutnya. Perasaan saya semakin berdebar-debar, apalagi ditambah dengan kenikmatan kuluman penis saya di mulut santi  santi masih terus mengulum penis saya dan kadang ditambah dengan meremas payudaranya sendiri.

Setelah kurang lebih 10 menit, saya angkat dia sehingga sekarang dalam posisi berdiri. Saya tidurkan dia di ranjang dan saya mulai menciumi dia di wajahnya, kemudian dilanjutkan dengan berpagutan, lidah kami saling memasuki mulut masing-masing, sehingga menambah gairah kami. Kemudian ciuman mulai saya turunkan ke arah leher dan payudara. Melihat puting yang tegak menghadap ke atas itu saya menjadi gemas dan segera saya kulum dan saya gigit dengan pelan, santi kelihatan sangat terangsang, terlihat dari gerakan-gerakan dia yang mulai tidak teratur dan napasnya yang tersengal-sengal.

Putingnya masih saya gigit sampai 5 menit kemudian, dan tangan kanan saya mulai menuju ke bagian bawah. Rok yang masih digunakan saya minta untuk dilepas sehingga sekarang tampaklah celana dalam warna hitam dengan bentuk yang sangat kecil, sehingga menambah rangsangan bagi saya. Tangan kiri saya masih sibuk memilin putingnya, sedangkan tangan kanan saya mulai bergerilya ke bagian dalam celana dalamnya.

Begitu memasuki celana dalamnya, terasa ada rambut-rambut keriting yang sudah sedikit basah, saya coba gosok-gosok terus bagian tersebut sambil saya pilin putingnya.
santi terus mendesah, “Ah.. shh.. shh.. enak sekali Mas..! Yang lebih cepat..!”
Saya tingkatkan gosokan tangan kanan saya di vaginanya.

Dan setelah beberapa saat saya berhenti, santi yang kelihatannya hampir orgasme melihat saya dengan wajah kecewa. Tapi kemudian saya segera mengangsurkan mulut saya ke vaginanya setelah sebelumnya celana dalamnya saya copot. Tampaklah bagian V yang sangat indah, bulu-bulu kecil keriting dipotong dengan rapih mengikuti jalur V-nya. Saya segera menciumi bagian tersebut(sebelumnya saya merasa jijik untuk mencium vagina cewek) dan saya menuju ke daerah klitorisnya, saya temukan klitorisnya dan saya jilati dengan lidah saya dengan cepat.

santi semakin tidak karuan. Menggelinjang ke sana kemari dan mengeluarkan suara-suara yang semakin keras.
“Lebih cepat Mas, lebih cepat..! Ah.. shh.. saya ndak tahan udah mau keluar..!”
Mendengat itu saya semakin bersemangat untuk menjilati klitorisnya sambil kadang meremas payudaranya. Tidak lama kemudian akhirnya menyemprotlah cairan kenikmatan dari lubang vaginanya dan santi kelihatan sangat puas sekali.

Setelah itu santi duduk dan saya diminta untuk tiduran di ranjangnya, dengan sangat seksi dia mulai menciumi dada saya, perut saya dan akhirnya sampai jugalah ke penis saya yang sudah ereksi sedemikian hebat. santi mulai mengulum lagi penis saya, mula-mula dengan pelan namun lama kelamaan semakin bertambah cepat sehingga saya merasakan akan ada sesuatu yang muncrat dari penis saya.

“santi saya mau keluar nih..! Ah..!”
santi kemudian mengeluarkan penis saya dari dalam mulutnya dan mengepitkan penis saya di antara kedua dadanya. Dengan gerakan naik turun santi mengocok penis saya dengan kedua payudaranya. Akhirnya pertahanan saya jebol juga.
“S.., saya keluar, ah..!”
Rasanya seperti terbang ke awang-awang, nikmatnya penis saya dipegang oleh cewek (biasanya saya hanya melakukan onani sambil melihat gambar atau film BF).

Setelah itu kami berbaring di ranjang karena kelelahan. santi bercerita ke saya bahwa dia sudah lama ingin melakukan hubungan seks dengan saya, apalagi setelah dia bercerai dengan suaminya. Sambil bercerita, tangan santi mulai meraba penis saya lagi sehingga mau tidak mau penis saya kembali tegak menantang.
Melihat itu santi berkata, “Saya masukkan ke memekku ya Mas..? Mas mau di bawah atau di atas?”
Saya jawab saya di bawah saja, jadi dapat melihat dan meremas payudaranya.
santi berkata, “Mas kok nakal sih..? Ntar kan sakit..!”

Kemudian santi mulai bangkit dan pelan-pelan ke atas saya dan memasukkan penis saya ke dalam lubang vaginanya. Mulanya terasa seret sekali, namun akhirnya dapat juga penis saya (ukuran nya tidak terlalu panjang mungkin sekitar 14 cm saja) memasuki liang senggamanya. santi mulai menggoyang pinggulnya di atas saya dan saya mulai merasakan kenikmatan itu. Saya sudah membayangkan kenikmatannya waktu melihat film BF, namun saya tidak berani mempraktekkannya.

Goyangan pinggul santi membuat payudaranya tergoncang-goncang ke kiri dan ke kanan. Saya yang berada di bawahnya sangat terangsang melihat hal itu, tangan saya mulai meremasnya.
“santi susumu kok bagus banget toh, belum pentilnya yang gede banget (waktu itu putingnya sudah dalam ukuran maksimal dan warnanya merah sekali, mungkin karena saya gigit tadi)”
Semakin lama goyangan santi semakin cepat dan santi sudah mendapat orgasmenya yang kedua.

Setelah itu kami berganti posisi, saya duduk di ranjang dan dengan posisi berhadapan saya minta santi memasukkan penis saya ke lubang vaginanya.
“santi cepet..! Aku udah ndak tahan nih..! Pentilmu gede banget..!” (bagian yang paling menarik saya dari tubuh wanita adalah payudara, terutama putingnya)
Kemudian santi menggiring penis saya masuk ke dalam lubang vaginanya, saya mengeluarkan desahan tersebut dan juga santi secara bersamaan juga mengeluarkan terus desahan-desahannya.

Goyangan yang kami lakukan semakin bertambah cepat. Sambil saya remas payudaranya, saya mencium mulutnya. Kami terus saling berpagutan sambil menggoyangkan pinggul masing-masing. Setelah 10 menit, saya merasa saya sudah mau sampai lagi.
“santi aku udah mau keluar lagi nih..! Dikeluarin di dalam atau di luar..?”
“Di dalam aja, tunggu sebentar ya, aku juga mau keluar nih..! Ah.., sh..!”
“santi aku udah ndak tahan nih..!”
“Aku juga Mas, ah..!”

Akhirnya pada saat bersamaan kami mengeluarkan cairan kenikmatan kami bersama-sama di dalam lubang vagina santi  Setelah itu santi mengeluarkan penis saya dari lubang vaginanya dan membungkuk untuk menjilati penis saya dan membersihkannya sampai sisa-sisa spema kami bersih.

Itulah pengalaman saya dengan santi  Sampai saat ini kami masih kadang melakukan hubungan seks apabila ada kesempatan, bahkan saya sudah meniduri pembantu yang lain juga yang tubuhnya lebih behenol.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update